Kamis, 29 September 2011

Berbohong -> Bencana Melanda

Bila kita cermati satu per satu dalam banyak media yang membanjiri pikiran dan hidup kita tiap hari, ada banyak pernyataan yang kerap muncul dari para tokoh (politik maupun non politik), selebriti atau siapa saja yang bila dirasa-rasai tidak muncul dari hati yang paling dalam.

Kita akhirnya terbiasa bahwa ucapan tokoh satu ini di kemudian hari berubah lagi. Atau sanggahan yang dikemukakan figur publik ini di kemudian terbukti benar. Tontonan orang bicara dan bertindak tidak konsisten tampaknya sudah menjadi hal yang biasa sekali. Bisa jadi, kita akan bingung siapa yang benar siapa yang jujur bila melihat semua itu.

Tetapi yakinlah bahwa jiwa-jiwa mereka yang tahu siapa yang jujur atau berbohong. Semakin mereka tidak berkata jujur semakin membawa dampak bagi kesehatannya.

Mengalihkan fakta
Bohong adalah upaya seseorang untuk mengalihkan dari fakta yang sebenarnya. Pada saat berbohong seseorang sebenarnya sedang melawan tentang apa yang sebenarnya disampaikan. Saat berbohong sebenarnya terjadi konflik batin dalam diri seseorang ingin berkata jujur atau berkata bohong.

Karena sebenarnya hati nurani kita akan berbicara sebenarnya, berbicara sejujurnya. Hal ini jelas akan menjadi beban bagi orang yang berbohong tersebut. Cepat atau lambat perbuatan bohong akan membawa dampak bagi kesehatan.

Apalagi jika ada upaya-upaya dari pihak luar yang berusaha untuk membuktikan kebohongan tersebut, tantangan bagi mereka yang berbohong semakin berat dan ini pasti menambah tekanan kejiwaan bagi orang yang sedang berbohong dan mempertahankan kebohongannya.

Neurosis
Tekanan jiwa ditambah lagi dengan stres-stres lain akan menyebabkan gangguan jiwa (neurosis) baik depresi maupun ansietas maupun gangguan fisik akibat kejiwaan berupa penyakit Psikosomatik.

Psikosomatik adalah penyakit fisik yang didasari oleh penyakit psikis. Kita mengetahui berbagai penyakit akan kambuh jika adanya faktor stres yang mencetuskan keadaan tersebut. Asam lambung akan meningkat jika kita stres. Pasien yang mengalami psikosomatik akan diare atau bisa saja sebaliknya menjadi susah buang air besar.

Dalam keadaan stres, tekanan darah menjadi tidak terkontrol, gula darah juga tidak terkontrol.

Serangan asma pada penderita asma bisa terjadi atau kambuh karena stres. Serangan stroke juga jantung juga dapat dipicu oleh karena terjadinya stress.

Pasien yang mengalami psikosomatik bisa saja akan mengalami gangguan fisik yang lebih menonjol tanpa menyadari bahwa faktor psikis yang mendasari kelainan fisik yang terjadi.
Pasien bisa saja datang dengan keluhan gatal pada kulit atau bahkan berupa eksim, pegal-pegal pada bagian badan tertentu (fibromialgia), sesak nafas tanpa sebab yang jelas,sakit kepala kronis,migren, nafsu makannya menjadi terganggu umumnya menurun tetapi bisa saja meningkat. Bisa juga tidurnya menjadi terganggu.

Nafsu makan yang menurun, terjadinya gangguan tidur tentu akan menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan akhirnya menyebabkan pasien yang mengalami stres tersebut rentan terhadap berbagai penyakit infeksi.

Pada akhirnya, kata Ari semakin kita berbohong semakin banyak permasalahan yang timbul. Hidup apa adanya dan selalu berbuat jujur dan selalu berkata benar adalah upaya kita agar tidak terjebak untuk berbohong.

Karena pada akhirnya makhluk yang terbaik dimuka bumi ini adalah makluk yang terbaik dimata Tuhan. Jangan karena takut popularitas dimata manusia turun kita berbicara bohong.

Sumber : sehatnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

image

Lorem ipsum dolor sit

Aliquam sit amet urna quis quam ornare pretium. Cras pellentesque interdum nibh non tristique. Pellentesque et velit non urna auctor porttitor.

image

Nunc dignissim accumsan

Vestibulum pretium convallis diam sit amet vestibulum. Etiam non est eget leo luctus bibendum. Integer pretium, odio at scelerisque congue.